Selasa, 01 Maret 2016

M I M P I

Dari kecil gw ga pernah punya mimpi yang muluk-muluk, Cita-cita gw sebatas jadi Guru dan udah. Menginjak remaja gw selalu punya cita-cita bisa garap tanah punya keluarga yang luasnya bisa buat lapangan golf. KULIAH ! ya mimpi terbesar gw adalh bisa kuliah saat itu. Kenapa itu jadi mimpi terbesar? Gw bukan datang dari keluarga yang bisa mengabulkan apapun kemauan gw dengan "uang". Gw bukan anak yang terbiasa dimanja dengan fasilitas dari orang tua. Bukan sama sekali.
Gw besar di keluarga yang harus sabar menepuk-nepuk tv ketika layarnya berubah menjadi hitam putih, bukan di keluarga yang bisa dengan mudahnya gonta-ganti TV ketika TV mereka rusak. Orang tua gw bukan orang yang ngasih duit banyak buat anaknya kalo berangkat sekolah, Gw cuma dikasih 500 dan itupun harus bawa cilok buat dijual di Sekolah. Ketika orang dengan mudahnya menjawab "Aku mau kuliah di .... " ketika mendekati kelulusan maka gw saat itu datang pada orang tua dan bertanya "apakah aku boleh kuliah atau enggak". Saat itu jawaban Mama singkat "Boleh, asal negeri". Yang kemudian gw dekap dalam-dalam saat gw mendengar Mama yang bilang begitu adalah kalimat "Gw bakal Kuliah di IPB".
Tahu bahwa keluarga gw bukan keluarga mampu, gw setiap hari mendatangi ruangan BK buat nanya "Bu, pendaftaran IPB sudah ada?" everyday sampai akhirnya formulir pendaftarannya datang. Gw memilih diploma saat itu bukan karena gw bego dan ga bisa masuk S1. Pendaftaran untuk S1 dari berbagai PTN yang datang ke sekolah gw datang telat, 3 hari sebelum pendaftarannya ditutup. Kenapa pilih diploma ? gw inget kalimat "Boleh kuliah asal di Negeri" yang mama bilang. Saat itu mimpi gw cuma 1 "KULIAH KULIAH KULIAH".
Saat kuliah, gw sadar kalo orang tua gw harus bekerja ekstra dibanding orangtua yang lain. Beliau harus memeras keringat dan banting tulang 2 - 3 x lipat dibanding orang tua yang lain supaya gw masih tetep kuliah, saat itu mimpi yang gw dekap adalah "Gw ga akan mengecewakan orang tua". Bisa kuliah dan menimba ilmu di PTN yang banyak banget orang pengen masuk kesitu adalah kebanggaan termasuk kebanggaan orang tua gw pribadi lantas apa yang harus gw lakukan untuk (minimal) bisa menghilangkan keringat yang mereka keluarkan 2 - 3 x lipat lebih ekstra itu? Belajar, jadi Mahasiswi berprestasi. Itu yang selalu gw dekap menemani setiap malam gw. Gw belajar layaknya orang lain, tapi gw sadar kalo gw belajar kaya mereka maka hasil yang gw dapet akan sama maka yang gw lakuin adalah memahami setiap mata kuliah yang dosen berikan. Mungkin gw adalah salah satu orang aneh yang setiap dosen nerangin malah gambar. Tapi justru dengan gambar itu lah gw belajar. Lulus dengan IPK nyaris 4,00, Beasiswa sekian semester dari sebuah yayasan yang bisa bikin orang tua gw senyum saat gw bilang "beasiswanya udah cair mah" serta punya piala yang sampai sekarang dengan bangga di pajang di lemari sama mama dengan tulisan "Mahasiswa Berprestasi Ke - 3 Diploma IPB dalam Acara Diploma Awards" adalah Hasil dari mimpi yang selama 3 Tahun dan setiap malam sebelum tidur gw ingat.
Kerja jadi CDO setelah lulus mungkin bukan bagian dari mimpi yang gw pengen tapi gw betah sampai 3,5 tahun di bidang itu. Tapi darisana gw yang selalu deg-degan dan keringet dingin kalo ketemu sama orang baru perlahan belajar jadi berani, belajar bagaimana harus berbiacara dan berani mengeluarkan pendapat even pendapat kita belum tentu didengar kemudian yang ga kalah penting selama kerja disitu gw belajar bagaimana menolak dan ngilangin rasa ga enakan karena ga enakan kaya "racun" yang bisa jadi malah bikin kita "mati". Dari situ pula gw sadar jika hidup gw teramat sangat beruntung dan ga ada alasan bagi gw untuk mengeluh. Gw bahkan ga sadar jika kerja jadi CDO membantu gw mewujudkan banyak mimpi, Ya!! dengan gaji setiap bulannya gw bisa beliin keluarga baju lebaran, bisa bawa adek-adek gw makan makanan yang dulu cuma bisa mereka lihat di TV, bisa ajak keluarga jalan-jalan ke tempat rekreasi dan bisa bikin orang tua gw nyaman kemana-kemana dengan ga naek-naek angkot atau turun naek bis ekonomi (gw masih inget saat bapak nganterin gw ke Bogor naek bis ekonomi). Semuanya mimpi gw yang bahkan telah gw simpan bertahun-tahun sedari gw kecil dimana saat itu gw melihat banyak tetangga yang (gw anggap) punya idup enak akhirnya perlahan terwujud.
3,5 Tahun habis dan Sebelum gw habis kontrak gw berulang cerita sama Orang tua dan pacar kalo gw pengen kerja kantoran. Alesannya? Gw ngerasa cukup punya pengalaman kerja di lapangan bertahun-tahun dan gw harus ngerasain kerja ngadepin komputer. Maka Orang tua gw dengan doanya yang pasti mustajab cuma mengiyakan, gw beruntung punya orang tua yang demokratis "everything you do, ya lakuin selama menurut kamu baik dan bisa bikin kamu bahagia tapi ga ngeganggu orang lain". And here i am with the computer and a table, a chair and a pair of higheel (even i ussually still use my slipper). haha, but i enjoying it. Kerja di lingkungan yang nyaman dengan atasan yang baik and trust me so kemudian temen-temen kerja yang warm and full with joys. Apa yang bikin gw ga bersyukur kalo kaya gitu?

MIMPI MIMPI MIMPI...

Yang tadi adalah sebagian kecil dari mimpi gw. Lantas apakah mimpi gw semua terwujud? enggak. Im not that perfect. Gw bahkan masih punya mimpi yang menggantung di langit-langit pikiran gw dan gw biarkan seperti itu dan mimpi-mimpi itu sedang bersiap gw wujudkan satu per satu. Gw belajar banyak dari apa yang telah gw alami, Gw belajar banyak bahwa apapun yang gw impikan maka semua akan tetap jadi mimpi ketika gw memilih untuk mengabaikannya dan mengubur mimpi itu. Dan 1 hal yang gw yakini, orang tua adalah "tangan" Tuhan maka Doa dari merekalah yang bisa membuat mimpi-mimpi menjadi terwujud.
Gw pernah berada pada zona salah, Hidup kaya orang yang maen petak umpet lari-larian sana sini ga jelas arah tujuannya. Hasilnya? Gw menghabiskan energi untuk hal-hal yang bahkan gw gatau tujuan dan gol nya apa. Dan akhirnya bikin gw cape untuk memulai dari awal atau memperbaiki yang telah ada. Makanya, Gw selalu berupaya memiliki track, Track gw harus kemana dan apa tujuan utama gw. Gw menganggap track itu adalah jalur ketika gw mulai ga fokus pada tujuan yang gw pengen dan tujuan itu tentu aja Mimpi-mimpi gw tadi. Semakin dewasa maka orang akan akan semakin balajar entah dari dirinya sendiri atau dari orang lain yang memberikan dia inspirasi dan begitupun gw. Sekarang, gw bukan lagi ABG yang punya prinsip hidup "let it flow" bukan lagi ABG yang bahkan ditanya mau ngapain jawabnya "Gimana nanti". Hidup gw terlalu berharga jika hanya gw habiskan untuk "ngabisin bensin" dan kemudian gw tersesat. Jika gw menengok ke belakang maka gw merasa hidup gw terlalu "mahal" untuk gw habiskan sia-sia.
Maka dari sekarang dan nanti gw tanankan dalam diri :

"BUKAN SAYA JIKA MENGUBUR MIMPI"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar