Rabu, 18 Mei 2016

CUT OFF !!!

Jika ngomongin "Kepribadian" mungkin gw adalah satu dari sekian banyak anggota geng orang-yang-gampang-banget-termotivasi-sama-orang-yang-sukses. Iya, sifat yang gampang termotivasi ini kadang tipis banget bedanya sama iri atau dengki. hehe, but it's totally different. okey sebelum para pembaca yang budiman dan animan maka gw akan jelaskan sedikit what's the different between motivated easily and envy walaupun sebenernya kalo kita pikir dalem ga ada garis tipis tapi justru bold line yang terlihat.

Ok, Gw mulai dari "Iri" alias "Envy". Jadi jika kalian buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, Iri itu adalah merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain. So, dari sini udah jelas si tukang iri adalah orang yang justru sedih dan kesiksa banget ngeliat orang lain sukses bawaannya pengen bikin orang yang sukses itu "jatoh" lagi. Selama itu orang belom menderita lagi maka idup si iri ini belom tenang dan idupnya belom bahagia. Jadi, kebayang ga sih isi hatinya sama isi kepalanya si iri ini cuma dipenuhi gimana caranya ngancurin kesuksesan orang. Kasian.....

Terus gampang kemotivasi itu gimana? orang yang ketika melihat orang lain sukses maka dia akan jadikan itu orang sebagai motivasi, hmmm misalnya ketika si A sukses parah lalu kemudian si B yang liat maka dia bakalan berpikir "Si A aja bisa, kok gw enggak.". Bisa jadi setelahnya si B ini bakalan mulai nyari tahu apa yang biasa dilakukan si A hingga jadi sukses. Ets, Copycat? NO! biasanya orang yang gampang termotivasi ini saking gampangnya termotivasi punya banyak banget panutan yang dia jadikan motivasi di kepalanya.

See The Different?

Gw pribadi memang gampang banget termotivasi sama orang-orang sukses. Ketika gw melihat alumi sukses dari kampus kemudian dia berbicara di depan junior-juniornya kiat-kiat sukses, Maka yang saat itu ada di kepala gw adalah "Suatu hari gw akan sesukses itu, bisa berbagi cerita dan ilmu di depan orang banyak". Kemudian ketika gw melihat temen gw yang dapet short course di luar negeri maka saat itu pula gw termotivasi untuk terus belajar dan belajar hingga akhirnya gw memantapkan hati untuk kulliah lagi (coming soon).
Tapi kebayang ga sih jadinya idupnya atau targetnya jadi banyak dan jadi ribet? NO NO NO, ketika kita ingin menggapai suatu tujuan maka yang kita lakukan adalah melangkah selangkah demi selangkah. Maka itu juga yang kini gw lakukan, Gw yang awalnya idup tanpa sebuah perencanaan perlahan-lahan mengubah moto hidup yang awalnya "jalanin kaya air ngalir" jadi "jalanin kaya air ngalir tapi harus tau muaranya kemana, ke danau? ke solokan? ke bak? apa ke laut?". Semua gw rencanain, gw harus jadi apa dan step-stepnya gimana plan A dan plan B sampai for seriously, gw punya catatan yang menuliskan 100 mimpi gw (ini gebrakan besar dalam idup gw). mulai dari pengen kuliah minimal dapet S1 sampai pengen jadi pembicara di forum internasional. Mustahil? ga dong, mimpi itu gratis jadi mau mimpi sebanyak apapun ga bayar masalah kecapai apa ga kan tergantung usaha kita ngewujudinnya.

Tapi kita tentu ga bakalan bisa meneladani seseorang tanpa pernah tau kisah idup dia, sampai akhirnya gw nanya ke temen gw yang sampai kini gw jadiin panutan, kok bisa sih? gawe di perusahaan multinasional, punya yayasan sosial, dapet short course ke Queensland University dan Nikah sama pacar yang doi pacarin sekian tahun. Walau sebenernya dalam hati gw ngomong "rezeki orang udah ada yang ngatur, dan ga semua orang bisa sesukses dan seberuntung dia (dalam kacamata gw tentunya)". Dia jawab "Pikiran Positif itu nular, begitu juga sama pikiran negatif. Sering-sering gaul sama sesuatu yang bikin lu jadi posistif" dan DENG!!! gw kaya ditampar.

Yang gw tahu temen gw itu orangnya super, gampang banget nyambung sana-sini dan ga pernah pilih-pilih temen. Tapi ternyata dia memilih "circle" yang bisa ngasih inputan positif. Iya sih, ni bocah jaman kuliah ga demen maen-maen hedon demennya belajar kalo jalan ya jalan sama pacarnya. Pun pas doi kerja cuma sesekali gw liat dia posting jalan-jalan kemana gitu sama temen-temennya banyaknya foto dia jalan sama pacarnya (yang kini jadi suaminya) dan keluarganya. Dulu gw malah berpikir, dia kesepian ga sih? ternyata dia happy-happy aja dan ternyata sekarang gw tahu jawabnnya. Happynya dia ya happy karena circle nya dia bikin dia jadi positif dan happy terus.

Gw pernah berada pada satu pemikiran kalo hidup gw boring, sepi ga punya temen. Temen ada tapi they come and go so fast, immortal. Hidup gw cuma berada pada lingkungan kerja, keluarga dan pacaran. Tapi kemudian gw sadar, ini cara Allah nunjukin ke gw mana my real friend indeed (udah real, indeed pun). Maka mereka akan terseleksi dan hasil akhirnya adalah mana yang bisa bikin impact positif ke diri gw sendiri, mana yang bisa bikin gw lebih baik lagi. Gw yakin Allah ga se tega itu membiarkan umatNya jadi "buruk" hanya karena berada pada circle yang salah, Kenapa gw yakin? Allah terlalu sayang sama gw, itu yang gw yakini from the deep of my heart.

Maka sekarang, proses Allah  meng-Cut Off satu persatu orang atau barang atau apapun yang nyatanya ga bagus buat gw itu bukanlah sesuatu hal yang patut gw sesali atau tangisi. I never thinking about loneliness, never ever again. Semua yang ada sekarang adalah yang terbaik dan mungkin merupakan gerbang dari Allah atas apa yang gw tuliskan di buku tentang 100 mimpi terbesar dalam hidup gw. Gerbangnya telah dibuka terus kenapa gw harus nunggu dan memandang ke belakang kemudian menyesal "kalo aja gw ga... mungkin ga akan..." yang harus gw lakukan adalah melangkah lalu kemudian menengok kebelakang dan mengulurkan tangan jika dia yang datang dan pergi tiba-tiba membutuhkan uluran tangan. Gw ga pernah sejahat itu sama orang yang membutuhkan walaupun orangnya jahat sama gw (tsaaaah).

And now, Daripada gw menangisi mereka yang pergi dan hilang entah kenapa mending gw fokus pada hal-hal yang telah gw rencanakan. Hidup lebih indah jika kita melakukan hal produktif kan? ;)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar